Pages

Selasa, 27 Juli 2010

Kabar Buruk Bertubi-Tubi

Suatu sore telepon berbunyi.

"Hallo, Pak Juri? Ini saya, tuan, Dodo, pembantu di villa Bapak..."

"Oh iya. Ada apa, Do? Ada masalah?"

"Anu..saya nelepon cuma mau ngasih tau, burung kakaktua bapak mati.."

"Kakaktua saya? Mati? Yang pernah menang di Lomba Tingkat Dunia itu??"

"Ya tuan... yang itu"

"Waduh sial juga ya... lumayan banyak juga tuh duit keluar buat ngelatih tu burung... matinya kenapa, Do?"

"Gara-gara makan daging busuk, tuan"

"Daging busuk?? Siapa yang ngasih dia daging busuk??!!"

"Ngga ada tuan..dia cuma makan daging kuda yang udah mati."

"Kuda mati? Kuda mati apa??"

"Kuda punya tuan."

"Kuda yang menang pacuan internasional itu?!!!"

"Iya tuan, Dia mati kecapen setelah narik gerobak tong air."

"Lu gila ya? gerobak air apaan???"

"Gerobak air buat madamin api, tuan..."

"Ya ampuun... api apa lagi???"

"Api di rumah tuan! Ada lilin yang jatuh dan apinya kena tirai... trus merembet deh."

"Ja..jadi..maksud lu villa mewah gua itu ancur berantakan gara-gara lilin?!!!"

"Begitulah, tuan."

"Tapi kan disitu banyak lampu!!! Tu lilin buat apaan???"

"Buat pemakaman, tuan."

"Demi Tuhan, pemakaman apa doooo??!!"

"Pemakaman istri Tuan... Suatu malam dia berjalan-jalan di dalam rumah yang gelap gulita, saya pikir maling, jadi saya hajar aja dia pake tongkat golf Nike tuan..."

Sunyi....,

Sunyi cukup lama....

"Doooo!!!... lu bener-bener dalam bahaya besar, kalo tu tongkat golf ampe patah..."

Bapak Saya Paling Hebat

Tiga orang anak remaja saling membanggakan bapaknya sambil menceriterakan bagaimana sang bapak masing-masing menghasilkan nafkah penghasilannya.

Anak 1: "Bapak saya hebat, akhli komputer, penghasilannya besar bila ia bekerja di depan komputernya selama satu jam ia akan memperoleh penghasilan sebesar Rp.50.000,-, itu paling kurang."

Anak 2: "Kalah dong sama bapak saya. Bokap aku pengacara beken, dengan berbicara di pengadilan selama satu jam, maka ia akan memperoleh Rp.100.000,- paling sedikit."

Anak 3: "Sudah deh, semuanya kalah sama bapak saya. Bapak saya kalau sudah berbicara di mimbar selama satu jam, paling tidak dibutuhkan sepuluh orang untuk mengumpulkan upahnya."

(Dasar anak pendeta !)

Pakaian Adam dan Hawa

Seorang ayah dan anaknya yang masih kecil berkunjung ke perpustakaan negara. Ketika ayahnya sibuk melihat katalog, si anak mencari kesibukan dengan membuka-buka kitab suci yang sudah tua.

Tiba-tiba sehelai daun yang sudah kering jatuh dari buku tersebut. Anak itu memungut daun tersebut lalu berlari memberitahukan ayahnya.

"Yah... yah... aku menemukan sesuatu di Kitab Suci?" teriak anak itu.

"Apa yang kamu temukan itu Nak?" tanya si ayah kalem

"Kurasa ini pakaian Adam dan Hawa waktu dulu..." jawab si anak.

Yang Bohong Dapat Anjing

Seorang pendeta mendatangi sekumpulan anak-anak kecil yang duduk melingkari seekor anjing lucu. Kemudian si pendeta bertanya pada salah seorang anak:

Pendeta : "Sedang apa kalian?!"

Anak : "Memperhatikan anjing ini."

Pendeta : "Terus... akan kalian apakan anjingnya?!!"

Anak : "Kami sedang memperebutkannya."

Pendeta : "Caranya?"

Anak : "Siapa yang paling pintar berbohong... dialah pemenang."

Pendeta : "Aneh! Dulu... waktu kecil saya tidak pernah berbohong..."

Anak : "Emmm... serahkan anjing itu pada pendeta!!"

Khotbah Tentang Judi dan Minuman Keras

Dengan semangat berkhotbah tentang jeleknya kebiasaan berjudi dan minum-minuman keras. Dengan tegas ia katakan,

"Jika aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membeli semua minuman keras di dunia ini, aku akan mengumpulkannya, mengisinya ke dalam truk-truk dan membuangnya ke sungai terdekat."

Dan kemudian song leader memimpin jemaat menyanyikan pujian "Ku datang ke sungaiMu Tuhan".